Judul : The Lord of the Rings : Kembalinya Sang Raja
Judul asli : The Lord of the Rings : The Return of the King
Penulis : J.R.R. Tolkien
Penerjemah : Gita Yuliani K.
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : November 2012 (cetakan ketujuh)
Tebal : 520 halaman
Rombongan kembali terpisah. Gandalf membawa Pippin pergi ke Minas Tirith setelah Hobbit bernama lengkap Peregrin itu tergoda melihat ke dalam Batu Penglihatan.
Aragorn bersama Gimli dan Legolas serta para kaum Dunedain memisahkan diri dari rombongan Raja Theoden lalu pergi ke Pelargir sedangkan Merry alias Meriadoc ditinggal untuk mendampingi Raja asal Rohan tersebut.
Minas Tirith dalam keadaan bahaya. Anak buah Sauron menyerang. Di saat genting Lord Denethor, penguasa Gondor, malah kehilangan kewarasan sesudah melihat putranya, Faramir, terluka sangat parah. Pippin yang sekarang menjadi pelayan Denethor meminta bantuan Gandalf untuk menyadarkan Denethor. Gandalf terpaksa meninggalkan pertempuran yang kian bergolak.
Raja Theoden dan pasukannya tiba di Minas Tirith. Mereka mendapati sebagian wilayah sudah hancur. Kekuatan Rohan dan Gondor tidak cukup menghadapi seluruh pasukan Sauron. Harapan menang yang pupus kembali tumbuh ketika Aragorn muncul bersama Gimli, Legolas, dan kaum Dunedain. Bersama-sama mereka melumpuhkan pasukan Sauron kemudian mereka bergerak menuju Mordor dengan tujuan mengalihkan perhatian Sauron.
Sementara itu Sam berhasil menyelamatkan Frodo dari para Orc. Frodo marah saat tahu Cincin Utama berada pada Sam. Mereka berdua sadar betul cincin itu sudah menguasai Frodo. Pebuh perjuangan kedua Hobbit asal Shire ini mendaki Gunung Maut. Tiba saatnya bagi Frodo membuang cincin ke juran api yang disebut Celah Ajal. Namun Frodo tidak sanggup dan malah memakai cincin di jarinya. Pada detik itu juga Sauron menyadari kehadiran cincin miliknya. Rencana Aragorn dan Gandalf di depan Gerbang Hitam Mordor terbongkar oleh Sauron. Perhatian Sauron langsung berpindah dan mengarah ke Gunung Maut di mana Frodo dan Sam berada sekarang…
Aku tidak akan menjabarkan banyak di sini, terlalu banyak spoiler =P buku terakhir dari trilogy LOTR adalah yang paling seru untuk dibaca. Sepuluh bab pertama buku ini seperti peralihan cerita antara kisah Gandalf dan Pippin di Minas Tirith, Aragorn bersama Gimli dan Legolas yang meninggalkan rombongan Raja Theoden lalu bergabung dengan orang-orang Dunedain, dan kisah Raja Theoden bersama Merry dan pasukannya menuju Minas Tirith. Peralihan ini membawa pembaca ke dalam kisah di tempat berbeda dengan orang-orang berbeda. Tapi peralihan seperti ini terkadang membuat bingung. Misalnya kita sedang asyik menikmati bab-bab Gandalf maupun Pippin kemudian bab berikutnya berpindah ke kisah Raja Theoden dan rombongannya lalu kembali lagi ke bagian Gandalf dan Pippin.
Tentang tokoh-tokohnya, aku merasa Aragorn lebih menonjol daripada Frodo, sang tokoh utama. Selain punya jiwa kepemimpinan, si Strider ini pandai di medan pertempuran dan piawai dalam ilmu obat-obatan. Pengetahuannya luas dan ia punya karisma seperti seorang raja. Tak heran jika ada tokoh dalam LOTR yang menaruh hati pada Aragorn hehe... Tidak berarti aku tidak suka Frodo. Aku salut dengan Frodo. Keberaniannya, kerelaannya untuk berkorban, mau memaafkan, dan rasa sayangnya terhadap sahabat-sahabatnya. Itulah beberapa hal yang bisa dipelajari dari Frodo.
Tokoh Sam juga tidak kalah hebat. Kesetiaannya terhadap Frodo sangat luar biasa dan menyentuh hati. Sam rela berkorban dan selalu mendahulukan Frodo daripada dirinya sendiri, menyisakan air dan makanan bekal mereka untuk Frodo sementara dirinya bersedia tidak makan minum, atau saat Sam menggendong Frodo yang sangat lelah mendaki Gunung Maut. Sungguh menyentuh hati.
Ngomong-ngomong soal menaruh hati dan menyentuh hati, aku baru nyadar novel LOTR berbeda dari novel-novel lain yang berfokus pada masalah percintaan. Jujur aku bosan dengan kisah romance dan ingin membaca kisah yang tanpa romance. Dan LOTR ini adalah jawabannya.
Dan plusnya buku berjudul asli The Lord of the Rings : The Return of the King ini adalah adanya appendix atau lampiran mulai dari sejarah raja-raja, silsilah keluarga para Hobbit, kronologi peristiwa hingga daftar huruf rune. Kehadiran appendix bisa menjadi penerang bagi pembaca yang selama ini masih bingung dan sulit memahami sejarah maupun urutan peristiwa selama trilogi LOTR.
Akhir kata Tolkien membuat kita mengenal dunia Middle Earth yang sangat indah dengan pemandangan alamnya yang menakjubkan. Aku masih penasaran, seandainya Rivendell dan Lorien benar-benar ada seperti apakah kedua tempat itu? dan seperti yang sudah-sudah, setiap beres baca sebuah seri buku aku akan merasa kehilangan dan merindukan tokoh-tokohnya… satu hingga dua bulan rasanya terlalu singkat untuk menjelajah Middle Earth bersama para Hobbit, Peri, dan Kurcaci.
Download Ebooknya :
Disini