Judul : The Lord of the Rings : Dua Menara
Judul asli : The Lord of the Rings : The Two Towers
Penulis : J.R.R. Tolkien
Penerjemah : Gita Yuliani K.
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : November 2012 (cetakan kelima)
Tebal : 432 halaman

Aragorn menemukan Boromir dengan banyak panah tertancap di tubuhnya. Sebelum tewas, pria yang selalu membawa terompet itu memberi tahu Aragorn kalau sekumpulan Orc menangkap para Hobbit.


Aragorn, Legolas, dan Gimli menyisir daerah sekitar dan menemukan jejak kaki para Orc. Mereka juga mendapat temuan baru, satu dari tiga perahu yang mereka pakai dan dua ransel hilang. Aragorn menyimpulkan Frodo dan Sam sudah pergi duluan.

Akhirnya Aragorn bersama Legolas dan Gimli mengikuti jejak Orc untuk menyelamatkan Merry dan Pippin. Perjalanan membawa mereka hingga ke jalan masuk menuju hutan Fangorn. Ketika berputus asa karena jejak Orc berakhir, mereka bertemu Gandalf.

Gandalf si Kelabu mengajak mereka bertiga ke Edoras untuk membantu Raja Theoden melawan Saruman di Isengard. Di Isengard mereka kembali bertemu Merry dan Pippin yang telah tiba di sana bersama Treebeard dan para Ent.

Di tempat lain, Frodo dan Sam melanjutkan perjalanan ke Mordor. Mereka berhasil membuat Gollum alias Smeagol bersikap baik dan menunjukkan jalan masuk ke Mordor. Namun Gollum yang suka meninggalkan kedua Hobbit dan tiba-tiba muncul lagi memupuk kecurigaan Sam.

Buku kedua LOTR ini menurutku lebih seru daripada buku pertama. Mungkin karena kisahnya hampir mendekati tujuan dengan tibanya Frodo dan Sam di Mordor.

Sebelas bab pertama dalam buku ini Tolkien menyajikan kisah Aragorn, Legolas, dan Gimli hingga mereka bertemu lagi dengan Gandalf, Merry, dan Pippin. Di bagian ini juga dikisahkan bagaimana keadaan Merry dan Pippin setelah mereka ditangkap Orc sampai pertemuan mereka dengan Treebeard di Hutan Fangorn.

Sepuluh bab terakhir secara khusus membahas petualangan Frodo dan Sam bersama Gollum/Smeagol. Beban bertambah bagi Frodo ketika bertemu Faramir, adik Boromir, yang mengatakan kakaknya sudah tewas. Hobbit asal Shire ini menduga kini tinggal tersisa dirinya dan Sam sebagai penuntas tugas mereka.

Tokoh Sam di buku kedua menurutku mendapat porsi penting terutama mendekati akhir buku. samwise menunjukkan kebernaian dan ketangguhannya melawan Shelob. Ia juga dihadapkan pada pilihan sulit saat Frodo terbaring diam akibat serangan Shelob. Tak ada Frodo, kini Sam harus mengambil keputusan penting : mengambil cincin dan meneruskan misi menghancurkannya atau mengakahiri semuanya dengan duduk diam di sisi Frodo yang dikiranya sudah tewas.

Sam kali ini memberi pelajaran bagi pembaca. Seringkali kita bingung dan dihadapkan pada pilihan sulit tapi kita harus tetap mengambil keputusan dan setiap pilihan yang kita buat selalu punya konsekuensi.

Teman Gandalf, Saruman, yang kini menjadi penyihir gelap mengingatkan kita setiap orang bisa berbuat salah demi mengambil keuntungan pribadi. Namun apakah kita akan terus berada di jalan salah atau kembali ke jalan benar, semua itu tergantung pada diri kita sendiri.

Raja Theoden dan penasihatnya, Wormtongue menggambarkan bagimana orang-orang di sekitar kita bisa memberi pengaruh positif atau negatif.

Dan yang terakhir, Gollum/Smeagol mengalami pertentangan di dalam dirinya. Di satu sisi ia sudah berjanji untuk bersikap baik tapi di sisi lain ada hasrat mengkhianati Frodo dan mengambil cincinnya. Aku pikir ini menggambarkan kita terkadang mempunyai pertentangan di dalam kita senidir saat harus memutuskan atau melakukan sesuatu.


Download Ebooknya : Disini